Rabu, 04 April 2012

belajar dari kesalahan..
memulai sesuatu itu sulit , tapi usaha ituu diperlukan..
aku mulai berfikir apakah langkah yang saya pilih  ini benar atau tidak. penuh banyak tantangan , god kumohon bantu aku jalani dan tempuh ini semua. . .

Sabtu, 17 Maret 2012

LAPORAN INOKULASI BAKTERI

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKKES MAKASSAR

 LAPORAN INOKULASI BAKTERI
 








OLEH :
KELOMPOK 4
KELAS REGULER A.

§   SITI ANIAH HARDIATY
§   SRY REZKY AMALIAH
§   SUPARMIN ROMI
§   TUTI ERNAWATI
§   VERA FEBRIANTI
§   YANTI SARI SYAM


JURUSAN FARMASI
POLITEKNIKKE SEHATAN KEMENKKES MAKASSAR
2011/2012




BAB I
PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi mikroba yang murni. Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme yang disebut dengan teknik inokulasi biakan.
Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur atau biakan murni. ada beberapa cara umum yang dapat dilakukan dengan cara goresan(steak plate), cara taburan atau tuang(pour plate), serta mikromanipulator(the micromanipulator methods). (lim,2001). Secar alami, bakteri di alam ditemukan dalam populasi campuran. Hanya dalam keadaan tertentu saja populasi ini ditemukan dalam keadan tertentu saja populasiini ditemukan dalam keadaan murni . Untuk dapat mempelajari sifat biakan, morfologi, dan sifat faalinya, maka organisme yang akan diteliti harus dapat dipisahkan. Ini berarti bahwa haruys ada biakan murni yang hanya mengandung satu jenis bakteri saja.
Untuk memperoleh biakan murni dapat dilakukan pengenceran dengan menggunakan bahan cair atau padat. Pada mulanya digunakan gelatin sebagai bahan pemadat. Teknik untuk memperoleh biakan murni ada 3 cara, yaitu: teknik penggoresan agar, teknik agar tuang, teknik agar sebar. 
Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari mikrobiologi dengan satu kultur murni saja.
Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulang kali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat. Kekeruhan dalam kaldu menunjukkan terjadinya pertumbuhan mikroorganisme. Bila mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung maka akan membentuk sedimen, sedangkan pada permukaan kaldu pertumbuhannya terlihat sebagai pelikel.
Selain dalam media cair, mikroorganisme juga memperlihatkan pertumbuhan dengan ciri tertentu dalam biakan padat seperti agar miring atau lempengan agar. Agar miring lazimnya digunakan untuk menyimpan biakan murni sedangkan agar lempengan lazimnya digunakan untuk memurnikan mikroorganisme.


I.2   RUMUSAN MASALAH
*       Bagaimana cara mengisolasi dan melihat mikroorganisme disekitar kita dan bagaimana cara menginokulasi mikroorganisme yang murni dan melihat morfologinya ?

I.3   TUJUAN PRAKTIKUM
*    Untuk mengetahui dan memahami cara menginokulasi mikroorganisme.
*    Untuk mengamati hasil peremajaan mikroorganisme.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangattinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agarsemua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agarmenghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).
                Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman bakteri (inokulasi) yaitu :
1.      Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium pembuataanserum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast ) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalanagar tekena sinar ultraviolet (Pelczar, 1986).
2.    Pemindahan dengan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk diambil1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni (Pelczar, 1986).
3.    Pemindahan dengan kawat inokulasi
 kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya boleh lurus jugaboleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan penanaman bakterikawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan nyalaapi saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala (Pelczar, 1986).

Teknik Inokulasi
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni mikroorganisme yaitu :
ΓΌ    Metode gores   
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan.  Ada beberapa teknik dalam metode goresan, yakni :
a.       Goresan T                                                          c. Goresan radian


 

b.      Goresan kuadran                                            d. Goresan sinambung

 


ΓΌ    Metode tebar
Flowchart: Connector: ...............
.......
.............Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah.




ΓΌ    Metode tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni, 1997).
ΓΌ     Metode tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media (Winarni, 1997).

Perbedaan Inokulasi Jamur dan Bakteri
1. Inokulasi jamur menggunakan jarum ose bentuk batang. Hifa yang berbentuk seperti benang mudah diambil dengan jarum ose batang dan mudah sekali tumbuh di dalam suatu media.
2. Inokulasi bakteri menggunakan jarum ose bentuk bulat. Pada ujung jarum ose yang berbentuk bulat, bakteri akan dapat terambil dalam jumlah yang relatif banyak (Rohimat, 2002).

Teknik Isolasi Dan Pemurnian
Teknik isolasi mikroba untuk memisahkan dan mengidentifikasi, jenis mikroba dari biakan dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat pertumbuhan yang nampak pada media.
*       Metode penanaman pada agar
Pada metode penanaman pada agar, jika sedikit saja sel diletakkan dalam medium agar, maka tiap sel akan tumbuh menjadi koloni yang terpisah. Jika suspensi sel cukup diencerkan, koloni akan terpisah dengan baik, sehingga masing-masing memiliki kemungkinan tinggi untuk diturunkan menjadi sel tunggal. Namun untuk membuat yang demikian, penting untuk mengambil satu tipe koloni yang diinginkan, memasukkan ke dalam air dan menanamnya kembali ke agar. Dengan mengulangi prosedur ini beberapa kali menjamin untuk memperoleh biakan murni.
*       Metode Pengenceran
Metode yang sedikit dapat dipercaya adalah pengenceran. Suspensi diencerkan seri dan contoh masing-masing pengenceran ditanam pada agar. Jika hanya sedikit contoh dari pengenceran tertentu menunjukkan pertumbuhan, diperkirakan bahwa beberapa dari biakan tadi dimulai dari sel tunggal. Metode ini tidak digunakan kecuali jika penanaman pada agar tidak dimungkinkan karena beberapa alasan. Gambaran yang tidak diinginkan dari metode ini adalah bahwa metode ini hanya dapat digunakan untuk isolasi tipe organisme yang dominan dalam populasi campuran.

Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu:
1.    Isolasi Pada Agar Cawan
Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah diinkubasi berasaldaris atu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan,yaitu: metode gores kuadran dan metode agar cawan tuang. Bila metode gores kuadran dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasaldari  satu sel.
2.    Isolasi Pada Medium Cair
Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.
3.    Isolasi Sel Tunggal
Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis.

Macam-Macam Media
Ada beberapa macam media yang digunakan untuk inokulasi yaitu :
1.Mixed culture: berisi dua atau lebih spesies mikroorganisme

2. Plate culture: media padat dalam petridish

3. Slant culture : media padat dalam tabung reaksi
 






4.    http://htmlimg1.scribdassets.com/2fbmexn668ch47i/images/6-91c5d21770.jpgStap culture : media padat dalam tabung reaksi, tetapi penanamannya dengan carapenusukan.



5.     Liquid culture : media cair dalam tabung reaksi.
6. Shake culture: media cair dalam tabung reaksi yang penanamannya dikocok.
Cara menyelidiki Piaraan Murni
Dalam keadaan sebenarnya ( di alam bebas ) boleh dikatakan tidak ada bakteri yang hidup sendiri terlepas dari spesies lainnya. Kerapkali bakteri patogen kedapatan bersama-sama bakteri saproba. Untuk menyendirikan suatu spesies ada dikenal beberapa cara, yaitu :
1. Dengan pengenceran
http://htmlimg1.scribdassets.com/2fbmexn668ch47i/images/6-91c5d21770.jpgSuatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari enceran ini kemudian diambil sampel 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu koloni tumbuh dalam medium tersebut, tetapi mungkin juga kita hanya memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini kita memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini kita memperoleh satu koloni murni. Kalau kita belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh itu murni, kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel (Waluyo, 2005).



2. Dengan Penuangan
Robert koch ( 1943-905 ) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan, dan sampel ini kemudian disebarluaskan di dalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian diperoleh hanyalah suatu piaraan adukan. Setelah medium itu mengental, maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni – koloni yang masing – masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan seperti di atas, maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin (Waluyo, 2005).
3. Dengan Penggesekan
Metode ini sekarang banyak digunakan, karena tidak begitu memakan waktu, hanya sayang, dengan cara ini maka bakteri anaerob tidak dapat tumbuh. Jika ujung kawat inokulasi dibengkokan, kemudian ujung kawat inokulasi itu setelah disentuhkan suatu koloni lalu digesekkan pada permukaan medium padat, maka beberapa waktu kemudian (kurang lebih 12 jam) akan nampaklah koloni-koloni yang letaknya tersebar di permukaan medium. Jika diadakan pemindahan sampel dari suatu koloni yang letaknya terpencil,maka akan diperoleh suatu piaraan murni (Waluyo, 2005).
4. Dengan Mengucilkan Satu Sel ( Single Cell Isolation )
Mikropipet adalah alat yang dapat memungut satu bakteri dari sekian banyak, dengan tiada ikut sertanya bakteri lain. Mikropipet ditempatkan pada tangan – tangan suatu mikromanipulator. Dengan mikropipet dibuat beberapa tetesan bergantung pada suatu kaca penutup. Pekerjaan ini dilakuan di bawah obyektif mikroskop. Jika tampak suatu tetesan hanya mengandung satu bakteri, maka dengan lain mikropipet, tetesan tersebut dipindahkan ke medium encer dengan maksud supaya bakteri tersebut berkembang biak dulu. Kemudian dari sini dapat diperoleh piaraan murni. Meode ini sangat memerlukan kesabaran, lagipula mikromanipulator sangat mahal (Waluyo, 2005).
5. Dengan Inokulasi Hewan
Metode ini didasarkan atas suatu kenyataan, bahwa tidak semua bakteri dapat tumbuh di dalam tubuh seekor hewan. Misal kita ambil dahak dari seseorang yang disangka menderita tbc. Jika dahak ini disuntikkan ke dalam tubuh tikus putih, maka bakteri – bakteri aprobe yang ikut serta itu tidak akan bertahan, sehingga kemudian kita peroleh semata – mata hasil tbc saja. Piaraan pneumococcus murni dapat diperoleh dengan jalan demikian juga. Bakteri yang ketinggalan dalam tubuh tikus yang sakit atau mati akhirnya dapat dipindahkan ke dalam medium yang sesuai. Inokulasi dapat dilakukan di dalam kulit ( intracutaneous ), dapat di bawah kulit ( subcutaneous), dapat di dalam otot ( intramuscular), dapat di rongga tubuh atau lain-lain tempat lagi (Waluyo, 2005).

Teknik Aseptik
 Sebelum benar-benar dilakukan proses kultur mikroorganisme, pertama kali kita harus mempertimbangkan bagaimana agar tidak terjadi kontaminasi. Mikroorganisme ada dimana-mana. Karena ukurannya yang sangat kecil, mereka mudah lepas dalam udara dan permukaan. Maka dari itu, kita harus mensterilisasikan medium kultur secepatnya setelah preparasi untuk pemindahan mikroorganisme siap dikontaminasikan, ini biasanya terbunuh. Bagaimanapun, itu sama pentingnya untuk tindakan pencegahan sampai penanganan berikutnya mediun kultur harus tetap steril. Demikian materi yang lain yang akan kontak  juga harus tetap terjaga kesterilannya (Cappuccino, 1983).
Teknik yang digunakan dalam pencegahan kontaminasi hingga kultur manipulasidan media kultur steril disebut teknik aseptik. Keunggulan itu dibutuhkan keberhasilan dalam laboratorium mikrobiologi, dan salah satu cara belajar dengan pendamping mikrobilogi. Kontaminasi udara paling sering menjadi masalah karena udara selalu kontak dengan partikel debu dan umumnya banyak komunitas mikroorganisme didalamnya.Ketika wadah dibuka maka segera ditangani agar tidak terkontaminasi dengan udara sekitar. Transfer aseptik pada kultur dari salah satu medium ke medium yang lain harus lihai dengan loop inokulasi atau jarum harus disterilkan oleh pembakaran pada nyala api. Dalampertumbuhan kultur dibutuhkan tempat yang mudah dipindahkan ke permukaan agar datar,dimana pertumbuhan suatu koloni berasal dari pertumbuhan dan pembelahan sel tunggal (Cappuccino, 1983)
 
 Gambar 2. Teknik Aseptik 

Teknik Pembiakan
Pembiakan adalah proses perbanyakan organisme melalui penyediaan kondisi lingkungan yang sesuai. Mikroorganisme yang sedang tumbuh membuat replica dirinya, membutuhkan adanya elemen-elemen dalam komposisi kimia mereka. Nutrisi harus menyediakan elemen ini dalam bentuk yang mudah dimetabolisme. Faktor-faktor yang harus dikontrol selama pertumbuhan meliputi nutrisi, pH, temperature, aerasi, konsentrasi garam dan kekuatan ionic medium.
Teknik pembiakan dilakukan berdasarkan tujuan melakukan pembiakan mikroorganisme. Umumnya tiga situasi dapat ditemukan yaitu :

1.         Memperbanyak atau menumbuhkan spesies tertentu
2.         Menentukan jumlah dan tipe organism yang ada pada sample
3.         Mengisolasi organisme tertentu dari sumber alami.
Untuk memperbanyak spesies tertentu harus disiapkan media yang mengandung bahan dan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan spesies tersebut. Untuk hal ini cukup dibutuhkan satu jenis media tetapi bersifat selektif dan kaya nutrient sehingga pertumbuhan akan berjalan baik.
Teknik Penggoresan Agar
Agar miring
Pembuatan agar miring tidak boleh menyentuh tutup tabung saat dimiringkan. Agar ini mempunyai permukaan luas sehingga sering digunakan untuk menumbuhkan atau menyimpan biakan murni. Beberapa teknik goresan yang biasa digunakan adalah goresan T, goresan kuadran, goresan radix dan goresan sinambung.
Agar tegak
Tabung yang berisi agar dibiarkan tegak hingga beku. Agar tegak ini digunakan untuk membiakkan bakteri dengan cara tusuk.

Identifikasi
Setelah diperoleh koloni yang terpisah, dapat dilakukan berbagai uji biokimia. Uji biokimiadidasarkan pada berbagai hasil metabolisme yang disebabkan oleh  daya kerja enzim. Jarang sekali dapat ditentukan suatu genus berdasarkan sifat morfologi atau biakan saja. Karena uji biokimia memerlukan berbagai media, maka dari koloni yang terpisah perlu dibuat dahulu biakan harian dari koloni tersebut.
Cara membuat preparat basah
1.       Kaca obyek dibersihkan dengan kapas yang diberi alkohol
2.       Pindahkan dua mata ose suspensi biakan ke kaca objek. Untuk preparat biasa digunakan kaca obyek biasa.
3.       Tutuplah dengan kaca penutup
4.       Periksa dengan pembesaran 10x atau 40x

BAB III
METODE KERJA

III.1  ALAT DAN BAHAN
A.         Alat-alat yang digunakan
a.         Autoklaf                                            g. Lampu spiritus
b.        Cawan petri                                     k. Korek api
c.         Tabung reaksi                                                 l.  Spoit
d.         Rak tabung                                      m. Tissue roll
e.        Ose bulat dan Ose lurus             n. Kapas
B.             Bahan-bahan yang digunakan
a.    Medium NA                                                     e. Bakteri bisul
b.    Medium PDA                                                  g. Jamur panu
c.    Medium PW

III. 2     CARA KERJA
1.       Metode Gores (Streak Plate Method) pada Media Agar Miring
a.       Media  agar miring yang telah disterilkan diletakkan pada telapak tangan kiri
b.      Dipanaskan jarum ose pada nyala api lampu spiritus hingga membara
c.       Dibuka sumbat kapas pada biakan induk dengan jari manis dan kelingking
d.      Disumbat kapas pada biakan induk ditutup
e.      Disumbat kapas media agar miring yang akan diinokulasi mikroorganisme dibuka dengan cara yang sama dengan langkah
f.        Kemudian ujung jarum ose yang sudah mengandung mikroorganisme digeserkan dengan hati-hati di atas permukaan agar, dimulai dari dasar  tabung secara zig-zag menuju ke bagian atas tabung.
g.       Disumbat kapas ditutup secepatnya pada media yang telah diinokulasi
h.      Dipanaskan ujung jarum ose kembali sampai membara untuk memusnahkan mikroorganisme yang masih menempel.
i.         Disimpan biakan yang baru diinokulasi dalam inkubator
j.        Diamati,digambar dan diberi keterangan pertumbuhan koloni bakteri.

2. Metode Gores (Streak Plate Method) pada Media Agar Datar
a.       Media dalam tabung reaksi diletakkan pada telapak tangan kiri.
b.      Dipanaskan jarum ose pada nyala api lampu spiritus hingga membara
c.       Dibuka sumbat kapas pada biakan induk dengan jari manis dan kelingking.
d.      Disumbat kapas pada biakan induk ditutup
e.      Dipanaskan pinggiran cawan petri untuk proses sterilisasi cawan petri
f.        Dibuka sedikit tutup cawan petri dengan tetap melakukannya di dekat api bunsen.
g.       Digeserkan ujung jarum ose yang sudah mengandung mikroorganismedengan hati-hati di atas permukaan agar, dimulai dari atas permukaan secara zig-zag menuju ke bagian bawah (goresan T dan kuadran).
h.      Ditutup secepatnya pada media cawan petri yang telah diinokulasi.dipanaskan ujung jarum ose kembali sampai membara untuk memusnahkan mikroorganisme yang masih menempel.
i.         Disimpan biakan yang baru diinokulasi dalam inkubator
j.        Diamati,digambar dan diberi keterangan pertumbuhan koloni bakteri.

3. Metode taburan (Pour Plate Method)
a.       Dicairkan medium bakteri di atas penagas air dan didinginkan sampai suhu 50°C.Dituangkan ke dalam cawan petri secara aseptic dan dibiarkan sampai padat.Diencerkan susupensi bahan yang mengandung mikroorganisme seencer mungkin dan diteteskan secara aseptic
b.      Diratakan dengan digoyang seperti angka delapan
c.       Ditutup cawan petri dan diberi label, kemudian diinkubasi dalam keadaan terbalik dalam incubator selama 24-48 jam masa inkubasi.

Cara pemindahan suspensi biakan
1.       Goyangkan tabung sehingga bakteri tercampur merata dalam suspensi
2.       Pijarkan ose sampai merah
3.       Buka tutup tabung dan panaskan tabung di atas api
4.       Setelah ose dingin kembai, ambil 1 mata ose suspensi bakteri.
5.       Panaskan mulut tabung sebelum menutup  tabung
6.       Tutup kembali tabung dan letakkan kembali pada tempatnya
7.       Letakkan ose yang berisi suspensi biakan di atas kaca objek
8.       Pijarkan ose setiap kali mengambil suspensi biakan.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
­
Rounded Rectangle: Nama Media                            : Media Nutrien Agar
Motede Inakulasi                    : Agar Tegak
Nama Bakteri/Jamur              : Bakteri Bisul (staphylococcus aureus)
Jumlah Koloni Yang Tumbuh : Tidak Bisa Untuk Dihitung.
Gambar Hasil Pengamatan    :






                         Sebelum      sesudahIV.1     HASIL  PENGAMATAN



 

























 































Rounded Rectangle: Nama Media                            : Media Potato Dextrosa agar
Motede Inakulasi                    : cawang gores 
Nama Bakteri/Jamur              :  jamur panu
Jumlah Koloni Yang Tumbuh : Tidak Bisa Untuk Dihitung.
Gambar Hasil Pengamatan    :






                         Sebelum         sesudah
 











                             

 



















           

 







IV.2    PEMBAHASAN
Untuk penggunaan metode gores dengan medium agar miring, mula-mula disiapkan media biakan induk dari jenis mikroorganisme bakteri bisul dan jamur panu. Biakan induk berada di tabung reaksi yang berisi media agar miring yang berwarna kuning, Pada medium biakan induk, koloni tampak berupa sebaran/ suspensi putih pada permukaan atas media. Disediakan tiga buah tabung reaksi berisi medium agar padat. Medium agar miring berwarna kekuningan berfungsi sebagai tempat menggoreskan jamur dan tempat pertumbuhan koloni jamur. Jarum ose dipanaskan hingga membara berfungsi untuk mensterilsasi jarum sebelum digunakan dari mikroorganisme lain, sumbat kapas tabung reaksi yang berisi isolate biakan induk dibuka, kemudian bibir tabung di panaskan berfungsi untuk mensterilisasi tabung dan biakan dari mikroorganisme lain. Setelah itu, jarum ose dimasukan pada medium biakan induk,jarum ose bentuk bulat untuk inokulasi bakteri. Pengambilan inokulum dengan dengan menggoreskan ujung bulat jarum ke media biakan induk, memungkinkan bakteri dapat terambil banyak. Mulut tabung reaksi yang berisi isolate biakan induk dipanaskan kembali, berfungsi untuk mensterilisasi tabung dan biakan dari mokroorganisme lain. Kemudian segera di tutup dengan sumbat kapas lemak bertujuan agar keadaan mikroorganisme di dalam tabung reaksi tetap steril, apabila ada kontaminan yang akan masuk, maka dapat terserap dengan sumbat kapas tanpa dapat mempengaruhi mikroorganisme yang akan di biakan, (Anonim:2008)
Teknik inokulasi pada media miring
Setiap perlakuan diusahakan dilakukan secara aseptis ( di dekat api Bunsen) berfungsi agar saat inokulasi, bahan serta alat gelas yang digunakan tetap steril. Inokulum digoreskan di permukaan media agar miring di dalam tabung reaksi yang telah di sediakan menggunakan metode gores mulai dari samping arah zig-zag. Arah zig-zag. Arah zigzag di gunakan supaya memungkinkan koloni terbentuk tersebar merata dan tampak jelas serta tidak bertumpuk dari koloni yang akan terbentuk.Panaskan sekeliling mulut tabung dan segera di tutup dengan sumbat kapas berfungsi untuk mensterilisasi tabung reaksi dan biakan dari mikroorganisme lain. Inokulum disimpan dalam incubator agar medium dapat tumbuh pada wadah yang steril dengzn menyeting suhu 370 C sebagai suhu opimum bakteri untuk tumbuh, kemudian di amati dan di foto bentuk koloni yang terbentuk setelah di inkubasi selama 2x24 jam, Medium yang digunakan adalah larutan nutrient agar yang sebelumnya dipanaskan agar bisa membentuk medium miring yang didinginkan hingga memadat dengan memiringkan tabung reaksi sehingga memebentuk agar miring dan berwarna kuning muda. Medium agar miring adalah medium yang dibuat dalam tabung reaksi yang diletakan miring pada waktu pendinginan. (Pelczar,m.1986)
Keuntungan media agar miring ini adalah luas permukaan yang kecil sehingga peluang kontaminasi rendah dan dapat memperluas bidang untuk digunakan strain murni (indukan murni). Sedangkan kerugiannya hanya memuat sedikit mikroorganisme. Media agar untuk bakteri digunakan media NA (Nutrien agar) karena yang komposisinya ekstrak daging sapi didalamnya mengandung protein, karbohidrat, vitamin dan sedikit lemak juga terdapat adanya beberapa factor pertumbuhan yang tidak mampu mensintesis mikroorganisme, (Waluyo,L,2005)
Medium NA berfungsi untuk membiakan berbagai macam mikroorganisme serta kultur bakteri. Pada praktikum ini kita mempelajari bagaimana melakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril sehingga bisa mendefinisikan bahwa teknik inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium lama kemedium baru dengan tingkat ketelitian sangat tinggi dan dituntut untuk bwekera secara aseptic yaitu bebas dari pengaruh kontaminan mikroorganisme yang lain. Teknik aseptic dilakukan dengan penyediaan alat-alat kerja yang steril dan bekerja didekat api Bunsen agar terhindar dari kontaminan udara.pada waktu inokulasi jarum yang digunakan untuk meindahkan mikroba harus dipijarkan diatas api segera sebelum dan sesudah melakukan pemindahan. Pemanasan ini menghjancurkan semua bentuk kehidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat pemindahan, setelah di inokulasi biakan bakteri disimpan dan diinkubasi dalam lingkungan yang sesuai untuk petumbuhan, (Dwidjoseputro,D.1988)

BAB V
PENUTUP

V.1       KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa teknik inokulasi merupakan teknik pemindahan bakteri ke dalam media dengan perlakuan khusus untuk mempertahankan kemurnian biakan bakteri. Teknik inokulasi dapat dilakukan dengan metode gores pada agar datar dan metode gores pada agar miring.proses inokulasi harus benar-benar aseptic atau steril agar tidak terjadi kontaminasi oleh organism lain. Pada hasil pengamatan metode gores agar miring terlihat adanya garis zig-zag putih menyebar yang menandakan koloni bakteri  tumbuh begitu juga pada cawang tuang  dan gores. 

V.2      SARAN
Dalam percobaan kali ini praktikan sangat mengharapkan petunjuk  dari para asisten, agar dapat berhati – hati dalam melakukan praktikum mengingat bahan percobaan yang mengandung mikroba yang bisa saja mengkontaminasi praktikan.







DAFTAR PUSTAKA

Pakadang, Sesilia R. 2012. ”Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi  Farmasi”. Jurasan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar : Makassar.
Anonymous. 2007.http://www.scrib.com/doc/ 15546953 Morfologi Koloni Bakteri